Senin, 02 April 2012

Al Tuhfah al Mursalah ila Ruh al Nabi tentang martabat tujuh, mengandung dua muatan.
1.Yang pertama hendak membuktikan bahwa jagad manusia lahir dan batinnya dan jagad raya dengan segala isinya adalah merupakan bangunan Karya Ilahi yang “Munjer” (berpusat, red.) pada Keberadaan Diri-Nya. Yakni bagaikan samodra tanpa batas dengan segala yang ada di dalamnya. Dimana segala makhluk yang ada di dalam samodra ini hidupnya, bernafasnya, berdaya dan bertenaganya, bergeraknya, makan dan minumnya, juga matinya, tetap berada dalam samodra.
Samodra tanpa batas dan tepi adalah gambaran keberadaan DiriNya Zat Yang Mutlak WujudNya dan segala isi yang ada di dalamnya (termasuk segala macam jenis ikan) adalah gambaran jagad lahir batinnya manusia dan segala isi jagad raya serta jagad raya itu sendiri.
Karena itu ilmu tauhid diserupakan laut yang maha luas tiada batas. Oleh karena itu pula maka Zat Yang Maha Mutlak WujudNya dan Allah AsmaNya ini meski hanya Satu akan tetapi dimana-mana ada. Meliputi segala sesuatu. Dekat sekali. Sahdan hamba ini (manusia) tanpa denganNya, bernafaspun tidak (apalagi hingga berdaya dan bertenaga).
2.Yang kedua apabila tidak yakin mengenali keberadaan DiriNya Yang Al-Ghaib (hanya menduga-duga saja dari tempat yang jauh, harga diri nafsunya gengsi bertanya kepada ahlinya, dalam QS Saba’ 53, ditetapkan kufur olehNya). Lalu menjadi hamba yang fasik. Yaitu suatu perbuatan yang terkutuk karena ia hidup sama saja dengan telah berani memperalat Tuhan untuk kepentingan nafsunya.

MARTABAT TUJUH.
1.Martabat Ahadiyat.
Pada martabat ini Yang Ada dan Yang Wujud hanyalah DiriNya. Satu-satuNya Zat Yang Tan Kinira kinaya ngapa. Dialah Zat yang kemudian memberi nama pada DiriNya Allah. Qul Huwa Allahu Ahad. Katakanlah (hai Rasul) bahwa Dialah Satu-satuNya Zat Yang Al-Ghaib yang jelas dan nyata dapat diingat-ingat dan dihayati dalam rasa hati, Allah AsmaNya. (Kandungan makna dhomir Huwa).
2.Martabat Wahdat.
Ini adalah martabatnya hakikat Nur Muhammad. Nukad gaib. Benih gaibnya manusia yang “menyatu dengan DiriNya”. Sebab hakekat Nur Muhammad adalah Cahaya TerpujiNya Zat Yang Wajib WujudNya itu sendiri. Cahaya yang dengan ZatNya sama sekali tidak pernah pisah. Bagaikan sifat dan mausuf. Bagaikan kertas dan putihnya.
3.Martabat Wahidiyat.
Ini adalah martabat hakekatul insan. Allah telah menjadikan adanya rasa yang menjadi dasar manusia. Tetapi pada martabat ini rasa yang akan menjadi dasar manusia itu masih murni. Yaitu rasa yang hanya merasakan bahwa Yang Wujud dan Yang Ada hanya Diri Ilahi Yang jelas dan nyata. Sebab memang selain DiriNya, sama sekali belum ada.
Rasa yang murni ini karena didalamnya, isinya, tidak lain hanyalah Nur Muhammad. Seandainya diutarakan dengan ungkapan kata dengan bahasa lesan dunia adalah sebagaimana yang pernah disabdakan Nabi Muhammad Saw: “Raaitu Rabbi bi Rabbi” (Aku melihat Rabku, bersama dengan Rabku, red).
Pada martabat ini, kejelasannya sebagaimana firman Allah dalam QS Al A’raf 172 ketika Allah mengambil kesaksian atas diri manusia: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?“ Semua jawabnya sama: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. Yaitu saksi yang benar-benar secara yakin dan jelas menyaksikan (=weruh=melihat) Ada dan Wujud Satu-satuNya Zat Tuhan (yang menyaksikan/melihat adalah mata hatinya, red). Dan perlu diketahui bahwa adanya Allah melakukan hal demikian tadi supaya di hari kiyamat nanti manuisia tidak berkata: “Sesungguhnya kami (bani Adam adalah) orang-orang yang lengah terhadap kesaksiannya itu”.
Sebab dalam menjalani kehidupan dunia sebagai tempat ujiannya, manusia dikehendaki oleh Allah supaya lulus dalam memenuhi amanatNya: “Wa’bud Rabbaka hatta ya’tiyakal-yaqin”. (QS Al Hijr 99).Yaitu supaya menyembah kepadaNya sehingga Rabb yang disembah itu dengan yakin hadir (dalam rasa hati, red) kepadanya. Sehingga ketika mati, benar-benar pulang kembali ke tempat asalnya. Bertemu lagi dengan DiriNya. Pulang kembali ke martabat Ahadiyat, yang pintu pulangnya ini (satu-satunya pintu) adalah mengenali martabat Wahidiyat (martabat hakekatul insan) yang secara yakin dan benar kenal dan tahu adanya Nur Muhammad yang ada di dalamnya.
4.Martabat Alam Arwah.
Pada martabat ini hakekatul insan telah berada di dalam alam arwah. Alam Daya dan kekuatan Tuhan (yang setelah dimasukkan ke dalam bakalan manusia yang asalnya dari mani, dari tanah liat, dari lumpur yang tidak berharga), ternyata diaku oleh watak akunya nafsu. 
Martabat alam arwah ini dibentuk Allah karena mauNya Tuhan, KemuliaanNya tidak akan dimiliki sendiri. Tetapi juga diratakan kepada manusia. Hanya kalau manusia, supaya menjadi mulya (disisiNya), harus dengan melewati ujian. Yaitu berupa kehidupan dunia dengan diwujudkannya berjiwa-raga. 
Martabat alam arwah ini diberadakan Tuhan supaya (mauNya Tuhan), arwah yang tidak lain adalah Daya dan Kekuatan DiriNya ini akan dapat dijadikan untuk mendorong semangat dan kesungguhan manusia dalam berjihadunnafsi hingga nafsunya (yang tidak lain adalah wujudnya jiwa raga) benar-benar kalah lalu rela patuh dan tunduk dijadikan kendaraannya hati nurani, roh dan rasa mendekat sehingga selamat sampai kepadaNya lagi. Namun ternyata, daya dan kekuatan milik Tuhan ini yang pasti diaku oleh nafsunya manusia. Sehingga yang mesti terjadi tidak lain adalah vonis Allah pada manusia sebagai hamba yang “Innaahu kaana zaluuman jahuula” (sesungguhnya manusia itu benar2 zalim lagi bodoh, red). Sahdan bila tidak ditarik oleh fadhal dan rahmatNya, pasti mengikut jalan syaitan, kecuali sedikit. (QS An Nisa’ 83).
5.Martabat Alam Mitsal.
Merupakan struktural yang lembut tentang hati dan akal budi. Namun akan menjadi penentu bagi kehidupan manusia.
Pada martabat alam mitsal ini Tuhan membuka tabir bahwa: “Maa kaana fii ‘alamil kabir kamitsli maa kaanaa fii ‘alam al shaghir”. Bahwa apapun yang ada pada jagad besar (jagad raya, red), semua itu ada pula dalam jagad kecil (lahir dan batinnya manusia, red). 
Di alam mitsal ini Allah SWT menetapkan bagi hamba yang dikehendaki mulia disisiNya (menjadi muttaqin) dengan cara menghidupkan berfungsinya hati nurani yang wataknya persis para Malaikatul-muqorrobin. Yaitu rela berlaku sujud (=makna patuh dan tunduk, taqwa) kepada wakilNya Allah di bumi. Yaitu wakil yang secara persis dan benar mengenali DiriNya Sang Muwakkal, ilmuNya, kehendakNya dan jalan lurus hingga sampai kepadaNya. Sebab Dia sama sekali tidak akan pernah "ngejawantah" (menampakkan Wujud DiriNya, red) di muka bumi. Hingga karena itu hamba yang dikehendaki menjadi muttaqin, imannya kepada AL-Ghaib (DiriNya Zat Yang Gaib) secara yakin dan benar dapat diingat-ingat dan dihayati dalam rasa hati dalam melakukan semua kewajibannya sebagai hamba dalam menyembah kepadaNya.
Di alam mitsal ini pula Tuhan menetapkan bahwa hamba yang disesatkan karena mengikut jejak makhluk yang berani menentangNya (ablasa) lalu oleh Allah dijadikan dijuluki iblis. Yaitu membantah terang-terangan supaya sujud wakilNya.
Watak iblis ini oleh Allah diwariskan kepada nafsu manusia (wujudnya jiwa raga) yang oleh Allah dicipta dari mani akan tetapi ternyata menjadi pembantah yang terang-terangan. (QS. An Nahl 4). Di dukung oleh berfungsinya hati sanubari (=kalbun jasmaniyyun zulmaniyun) yang menjadi markasnya nafsu lawwamah (=penyesalan, red). Itulah sebabnya Nabi Muhammad bersabda bahwa memerangi nafsunya sendiri adalah perang terbesar. Sedang dengan tanpa mengendarai nafsu, mendekat untuk selamat pulang kembali kepada Tuhan akan memakan waktu 3000 tahun. Padahal umur manusia tidak akan ada yang sekian lamanya. Kemudian apabila si nafsu dapat dikalahkan, rela dijadikan tunggangannya hatinurani, roh dan rasa mendekat kepadaNya, dengan bimbingan wakilNya di bumi, atas ijinNya, seumur masing-masing akan dapat sampai.
Alam mitsal ini adalah sebagaimana yang dialami Nabi Muhammad Saw yang oleh Allah dijalankan menemui DiriNya ketika Isra’ dan Mi’raj. Sebelum berangkat (dengan kendaraan Buraq), beliau oleh GuruNya (Malaikat Jibril) disucikan. Dibelah dadanya. Disucikan dengan air zam-zam (=lambang ilmu yang bening dan suci hingga seyakinnya mengenali DiriNya Zat Al-Ghaib Yang Maha Suci). Dan Buraq adalah simbul nafsu muthmainnah. Nafsu yang secara utuh telah dapat ditaklukkan hingga benar-benar dapat dikendalikan sesuai dengan tujuan yang mengendarainya. Pengendara yang senang hati dan disenangi Ilahi kembali kepadaNya, masuk menjadi hambaNya. Bukan hamba Nafsu. Bukan hamba dunia. Bukan hamba taghut. 
6.Martabat Alam Ajsam.
Adalah martabat ketika bakal manusia diproses Allah Swt dalam kandungannya sang ibu. Dimana setelah genap 120 hari berupa segumpal daging, Allah memasukkan kedalam bakal manusia ini rohNya kemudian ditetapkan sekali perihal nasibnya. Umurnya. Rezkinya. Nasib baik dan buruknya. Amal-amalnya.
Dalam sebuah haditsnya Nabi Muhammad Saw menjelaskan bahwa meskipun salah seorang diantara kamu telah mengamalkan amal perbuatan ahli surga sehingga antara surga dan kamu tidak ada satu hasta (saking dekatnya) namun tulisan telah menetapkan bahwa kamu menjadi ahli neraka, lalu mengamalkan amal perbuatan ahli neraka, maka masuklah kamu kedalamnya. Demikian juga sebaliknya, meskipun salah seorang di antara kamu telah mengamalkan amal perbuatan ahli neraka sehingga antara neraka dan kamu tidak ada satu hasta (saking dekatnya), namun tulisan telah menetapkan bahwa kamu menjadi ahli surga, lalu mengamalkan amal ahli surga, maka masuklah kamu ke dalamnya.
Penjelasan tersebut memberikan bukti bahwa manusia itu agar benar-benar menyadari sebagai hamba yang apes, hina, nista, tidak bisa apa-apa, tidak tahu apa-apa, bisu, tuli, bisanya hanya nambah salah dan dosa. 
Maksudnya, supaya manusia ini benar-benar mengenal dan pasrah kepada Yang Maha Segala-galanya. Sebab sebenarnyalah bahwa Yang Wujud dan Yang Ada, Yang Bisa, Yang Kuat, Yang Empunya lahir batin manusia dan jagad raya dengan segala isinya, Yang Obah Osik, adalah DiriNya Zat Al-Ghaib Yang Allah AsmaNya.
7.Martabat Insan Kamil.
Ini adalah manusia sebagai hamba Allah yang dibentuk olehNya telah secara pasti mencakup alam ahadiyat, alam wahdat, alam wahidiyat, alam arwah, alam mitsal dan alam ajsam. Karena dia memang sengaja dijadikan wakilNya untuk membimbing manusia supaya selamat pulang kembali kepadaNya. Mereka ini adalah para NabiNya, para RasulNya, para penerus tugas kerasulannya Nabi Muhammad Saw, yaitu para Wasithah yang silsilahnya tidak pernah terputus sama sekali hingga kini dan sampai kiyamat nanti.

Minggu, 01 April 2012


SANTUNAN NASIONAL YPS-BALI

Sudah empat kali Santunan Nasional berlangsung sukses di Pulau Dewata, namun baru kali ini sedikit berbeda. Belasan gadis-gadis cilik, lincah dan lucu dari putra-putri BTQ Denpasar dan Badung menari dan menyanyi. “Ada lagu CTA, syukur manusia dan ikrar BTQ. Agar warga Shiddiqiyyah dan tamu tau inilah putra-putri BTQ,” kata  mas Agus Wahyudi, Sekretaris Dhibra.
Tentu celoteh indah para bocah itu menyedot perhatian warga yang hadir. “Suasananya jadi lebih hidup,” tambah mas Agus. Apalagi seremonial yang diadakan di Jl. Nusa Dua, Denpasar, Bali itu juga dihadiri beberapa pengurus DPP Orshid yang juga ikut mewakili menyampaikan santunan.
Tahun ini warga Shiddiqiyyah Bali berhasil mengikhlaskan 100 paket.  50 dhu’afa di ambil dari  Denpasar dan Badung, sedang 50 dhu’afa lagi sengaja mengambil dari tempat yang jauh, seperti di Klungkug, Singaraja, Tabanan dan sekitarnya. Untuk yang jauh mereka antar dari pintu ke pintu rumah masing-masing. “Sekitar dua jam kalau ditempuh pakai kendaraan, kami sengaja ngasih dalam bentuk uang biar gak kerepotan membawa,” tambah pemilik konfeksi kaos Adem itu. Cara mengantarkan langsung dari pintu ke pintu ini sudah disetujui oleh mas Agus Susilo Ketua Dhibra Bali.

Sabtu, 31 Maret 2012





Perjalanan tetap dan terus berjalan,
dakwah terus berlanjut dan berjuang,
bendera Fatimah binti Maimun Dewi Ratna Swari Hibatuloh sudah
dikibarkan,
diujung dek kapal besar menuju samudra Indonesia,
Berdasar kain hijau dan warna kuning keemasan,
terbaca tulisan dalam langgam kaligrafi,
Nasrulloh, Nasrulloh, ..............Nasruminalloh.

Bagaimana seandainya Nuh berhenti berdakwah sebab anak dan istrinya
tidak
mau taat kepadanya ?
Bagaimana seandainya Yusuf berhenti berjuang sebab dicurangi
saudara-saudaranya ?
Bagaiana seandainya Isa berhenti menebar kasih sebab Yudas yang
berkhianat ?

Bagaimana seandainya Muhammad istirahat berjihad sebab dilemparnya batu
di
kota Thoif ?

Lalu,
bagaimana seandainya kenyataan berbeda dengan kemauan ?......
Itulah perjuangan Tanpa mengenal Batas........
Semoga Suckes Kautsaran PUTRI Fatimah Binti Maimaun Hajaarulloh Denpasar - Bali Amin....

 

Piramida Bali dan Kisah Perjalanan Khalwat Sufi  yang Gila Akan Hikmah – Hikmah Karunia Alloh Swt.


Pemahaman  Dari bentuk dan wujud  yang tersirat:
1.Warna dan makna Dari kuning Emas puncak dengan Pondasi/dasar nya:
 Bahwasanya Manusia lahir Terbit di Muka bumi ini dengan Kesempurnaan Tanpa Pesanan siapapun, karena semua itu kehendak Alloh yang Maha Kuasa. Bahkan diri Kita pun bingung siapa yang meminta kita untuk terlahir di dunia ini,coba di angan-angan tanyakan kepada siapa saja yang enkau jumpai.
Jadi Yang di cipta sempurna dan Yang Mencipta Maha Sempurna,dan Harus Manunggal dalam gerak hidupnya.
2. Wujud Batu Maknanya Adalah Hati Manusia itu sendiri:
Ketika Hati ini Tidak diasah dan di Gosok dengan”wajibin Qulub kalimat Thoyibah”untuk di tancapkan ke dalam hati dengan mengingat Alloh, maka hati ini akan membatu, ketika hati sudah membatu maka Alloh manambah dengan tutup yang berlipat dan bertambah kerasnya.
3.4(empat) sisi dari bentuk Piramid:
Adalah sifat yang terbawa dalam diri manusia itu sendiri:
Disamping pancaindera, badan jasmani manusia memiliki 4 macam nafsu yaitu :

LAUWAMAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur TANAH berada pada daging manusia
SIFAT LAUWAMAH :
- Jahil
- Serakah
- Malas dan sebagainya

AMARAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur API berada pad adarah, yang merata di seluruh tubuh manusia.
SIFAT AMARAH:
- Mudah marah
- Beringas
- Mudah gugup dan sebagainya

SUFIAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur AIR sebagian besar terdapat pada tulang sungsum, sedang bagian halusnya menjadikehendak.
SIFAT SUFIAH :
- Keinginan
- Asmara dan sebagainya

MUTMAINAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur UDARA, terdapat pada nafas manusia
SIFAT MUTMAINAH
- Tenang
- Suci
- Bakti
- Belas kasih dan sebagainya
Dalam pengendalian 4 Sifat dari Nafsu manusia itu perlu di tuntun dalam menuju ketaqwaan.
PERJALANAN GUBUK BALI UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA EMAS DI PUNCAK KETAUHIDAN

Sayang sekali kalau Ayat ini  tidak sampai ke wujud Tekat Perjuangan Murid Shiddiqiyyah Di Bali Semoga Gerakan Hati Akan membukakan akal Fikiran Yang Banyak Tipuan Kalau tidak bisa membaca situasi dan susana perjalanan Gubuk bali yang sudah timbul tenggelam terseok-seok sampai dengan 4 kali tahap yg konseptualnya tertutup Hijab Fikiran dan Akal. Itulah sulitnya menggali Ilmu Thasowuf kalau Lintasan hati yang muncul tidak bisa meneropong nya.Belajar memahami hidup kebersamaan baik Ide dan Gerak yang selaras tanpa di tunggangi kepentingan pribadi yang seolah-olah benar menurut fikiran. Saya berharap Gubuk Bali segera terlaksana dan terealisasi dengan bentuk yang mengerucut seperti Piramida Ayat tersebut...Semoga Amiin

Bismillahir Rahmanir Rahiim
1. Bada'tu bibismillaahi ruuchi bihihtadat,
Kuawali dengan menyebut Asma Alloh,dengan demikian jiwa saya memperoleh petunjuk
Ilaa kasyfi asroori bibaathinihinthowat
Kepada tersingkapnya rahasia-rahasia yang terkandung didalamnya (Asma Alloh) yang terlempit (tersembunyi/tersimpan)
2. Washollaitu fits tsaanii 'alaa khoiri kholqihi,
Yang kedua Sholawat atas sebaik-sebaik ciptaanNya
Muchammadin man zaachadh dholaalata walgholat
Muchammad seorang yang menghapus kesesatan dan kesalahan (kotoran hati)
3. Wa achyii ilaahil qolba mimba'di mautihi,
Yaa Tuhanku hidupkanlah hati dan setelah matinya
Bidzikrika yaa qoyyumu chaqqon taqowwamat
Dengan dzikirMu (mengingatMu) wahai Dzat yang Maha Tegak yang sebenar-sebenarnya (nyata-nyata) tegak
4. Wazidnii yaqiinan tsaabitambika waatsiqoo,
Dan tambahkanlah keyaqinanku tetap dan teguh kepadaMu
Wathohhir bihi qolbii minarrijsi walgholat
Dan bersihkanlah dengannya (dengan dzikir kepadaMu) hatiku dari kotoran dan kesalahan (kotoran hati)
5.Wa ashmim wa abkim tsumma a'mi 'aduwwanaa,
Dan jadikan tuli, bisu serta butakan musuh kami
Wa akhrushumu yaa dzal jalaali bichausamat ¤
Dan sekali lagi bisukanlah mereka itu, wahai Tuhan Dzat yang Pencabut nyawa
6.Naruddu bikal a'daa'a minkulli wijhatin,
Dengan asma Mu tolaklah para musuh dari segala penjuru
Wa bil ismi tarmiihiim minal bu'di bisysyatat
Dengan Asma ini Engkau melempar mereka dari kejauhan dengan bercerai berai.
7. Sa altuka bil ismil mu'azdzdomi qodrohu,
Aku memohon dengan Asma yang dihormati (diagungkan) kebesarannya
Biaajin ahuujin jalla jalyuutu jaljalat
Dengan nama Alloh Yang Maha Esa,indah ciptaanNya, Yang Maha Kuasa
8. Fakun yaa ilaahi kaasyifadhdhurri walbalaa,
Maka adalah Alloh wahai Tuhanku Yang menghilangkan mudhorot (celaka) dan balak
Bihayyin jalaa hammii bihallin bihalhalat
Dengan Dzat Yang Mencukupi jelaslah cita-citaku dengan Dzat Yang Mengasihi dan Dzat Yang Maha Memperlonggar
9. Wazidnii yaqiinan tsaabitambika waatsiqoo,
Dan tambahkanlah keyakinanku dengan tetap dan teguh besertaMu
Bichaqqika yaa chaqqol umuuri tayassarot
Dengan kebenaran Mu wahai Dzat Yang Maha Benar segala urusan menjadi mudah
10. Washobba 'alaa qolbii sya aabiiba rochmatin,
Dan semoga Alloh menuangkan (melimpahkan) pada hatiku curahan rochmat
Bichikmati maulaanal chakimi fa achkamat
Dengan hikmah Tuhan kami Yang Maha Bijaksana sehingga menjadi kukuh
11. Achaathot binal anwaaru minkulli jaanibin,
Cahaya-cahaya meliputi kami dari segala penjuru
Wahaibaatu maulaanal 'azdiimi binaa 'alat
Tetapi Kewibawaan Alloh Yang Maha Agung lebih tinggi bagi kami
12. Fasubchaanakallohumma yaa khoiro baari'in,
Maka Maha Suci Alloh wahai Dzat Yang Bebas
Wayaa khoiro khollaaqin wayaa khoiro mamba'ats
Dan wahai Dzat Yang sebaik-baik Pencipta dan wahai Dzat Yang sebaik-sebaik yang mengembalikan
13. 'Afuwwun ghofuurur roochimun mutafadhdhilun,
Pemaaf, Pengampun, Penyayang, Pemberi karunia
Kariimun chaliimun dzuu 'thooyaa takaatsarot
Mulia, Penyantun, empunya pemberian menjadi banyak
14. Rochiimun warochmaanun bichaqqika sayyidi,
Penyayang, Pengasih demi haqMu wahai Tuanku
Sa altuka ghufroonadz dzunuubi idzaa badat
Aku memohon pengampunan dosa-dosa jika mulai (nyata)
Alhamdulillahi Rabil Alamin
Inilah Bentuk Ayat Murid Bali yang harus di gali dengan cakrawala hati tidak dengan cakrawala pikiran ada Perjalanan- perjalanan Yang tersirat dan tersurat dalam pencarian Jati diri YPS-BALI.
 "A token of appreciation from Balicamp"=Tanda penghargaan dari "GUBUK BALI"...bagi yang bisa mewujudkanya....semoga Amiin


Sekelumit wacana


SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA, SESUNGGUHNYA DIA DAPAT MENGENAL TUHANNYA

Untuk dapat memahami Sabda Rasulullah tersebut diatas marilah kita terlebih dahulu mempelajari dan merenungkan ayat-ayat suci di bawah ini :

AL-MU’MINUN : 12-16

12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.

16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
NUH : 17
17. dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,

YAA-SIIN: 77
77. dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!

AL-HIJR:29
29. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud

QAAF:16
16. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Apabila kita menyimak bunyi ayat-ayat Kitab suci tersebut di atas dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang terdiri dari :

Badan Jasmani
Badan Rohani ( Ruh)

Badan Jasmani manusia terdiri dari 4 macam unsur yaitu :

Udara
Api
Air
Tanah

Badan Jasmani manusia dianugerahi Tuhan dengan pancaindera yaitu :

penglihatan
Pendengaran
Pengucap
Pencium
Perasa

Disamping pancaindera, badan jasmani manusia memiliki 4 macam nafsu yaitu :

LAUWAMAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur TANAH berada pada daging manusia
SIFAT LAUWAMAH :
- Jahil
- Serakah
- Malas dan sebagainya

AMARAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur API berada pad adarah, yang merata di seluruh tubuh manusia.
SIFAT AMARAH:
- Mudah marah
- Beringas
- Mudah gugup dan sebagainya

SUFIAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur AIR sebagian besar terdapat pada tulang sungsum, sedang bagian halusnya menjadikehendak.
SIFAT SUFIAH :
- Keinginan
- Asmara dan sebagainya

MUTMAINAH

Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur UDARA, terdapat pada nafas manusia
SIFAT MUTMAINAH
- Tenang
- Suci
- Bakti
- Belas kasih dan sebagainya

AL-ISRAA : 85
85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

ROH adalah unsur ILLAHI bukan terdiri dari benda (materi) yaitu sumber CAHAYA atau sumber HIDUP yang menyebabkan manusia hidup. Apabila ROH keluar dari tubuh kita maka kita akan mati. Namun ROH manusia yang mati akan tetap hidup dan akan kembali ke asalnya. INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN

Unsur ROH inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, mendengar, merasa, berpikir, ber-kesadaran, dan ber-pengertian.

Mengingat ROH adalah unsur ILLAHI, maka hanya TUHAN sajalah yang dapat menyatakan rahasianya.

PCTAI

Penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghuchu di Indonesia sepakat untuk mendirikan organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. Organisasi yang berdirinya diprakarsai oleh Kyai Muchammad Muchtar bin Alhaj Abdul Mu’thi ini direncanakan akan dideklarasikan pada tanggal 18 – 21 Maret 2010 di Trowulan Mojokerto dengan mengambil tema “Bersatu Membangun Indonesia”.

Apa latar belakang berdirinya organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan ini ?
Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain :
1. Bangsa Indonesia mempunyai kapal namanya ”NKRI” yang memuat lebih dari 230 juta penumpang, namun penumpangnya banyak yang tidak rukun, bermusuhan terus menerus, dan ada yang berusaha membocori kapal yang dapat berakibat tenggelamnya kapal dan seluruh penumpangnya.
2. Bila semua pemeluk agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghuchu di Indonesia itu semuanya rukun, maka Ibu Pertiwi akan sangat gembira dan bangga. Tetapi bila mereka bertengkar terus menyebabkan Ibu Pertiwi sedih dan kecewa.
3. Negeri Indonesia ini telah diacak-acak, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
4. Pada jaman Nabi SAW, delegasi umat Islam sebanyak kurang lebih 78 orang yang hijrah ke negeri Ethiopia mendapat perlindungan dari Raja yang beragama Nasrani. Ini membuktikan umat Nasrani pernah terlibat secara langsung atas perkembangan agama Islam.
5. Di Indonesia pada awalnya agama Islam berkembang atas kebaikan Raja Majapahit yang beragama Hindu. Seperti Sunan Ampel ini oleh Raja Majapahit Brawijaya diberi sebidang tanah di Ampel Surabaya untuk mendirikan pesantren sebagai tempat penyebaran agama Islam.

Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan merupakan wadah atau organisasi yang mempunyai Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Program Kerja, demi terwujudnya masyarakat masa depan yang cinta tanah air sebagai bagian dari iman melalui forum komunikasi dan kerjasama yang dapat menumbuhkan kesadaran cinta tanah air yang dibangun dari berbagai latar belakang budaya, sosial, ekonomi, geografi, agama dan suku serta nilai-nilai luhur yang berlaku didalam kebhinnekaan masyarakat bangsa Indonesia.

Adapun tujuan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia adalah sebagai berikut : (1) Mewujudkan kesadaran, kebersamaan, dan persatuan-kesatuan bangsa Indonesia, (2) Menjadikan manusia Indonesia yang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan adanya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), (3) Mempunyai rasa wajib membela terhadap Tanah Air Indonesia demi terpeliharanya kelangsungan hidup bangsa dan negara, (4) Mempunyai rasa wajib melestarikan nilai-nilai luhur terhadap keragaman budaya bangsa sebagai rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan berkedudukan di Trowulan Mojokerto Jawa Timur Indonesia.

Semoga berdirinya Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan ini mendapat respon yang positif dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia